Menentukan Strategi Efektif saat Bisnis Sedang Turun

desain logo bisnis

Berbisnis memang beda dengan bekerja tetap di sebuah perusahaan. Ada masa ketika bisnis sedang sepi, ada juga saatnya bisnis ramai. Siklus seperti ini pun mendorong setiap pelaku bisnis untuk lebih peka dan kreatif membuat strategi pada setiap siklus.

Terlepas apakah harus dengan membuat desain logo baru atau mengikuti tren, semua cara perlu dilakukan demi menjaga eksistensi bisnis yang dijalankan.

special40

1. Adopsi Agile Mindset

Sepi dan ramai akan terus datang silih berganti. Perubahan akan terus terjadi. Masalahnya adalah bagaimana Anda bisa menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Dalam bisnis, hal seperti ini juga berlaku.

Agile mindset pada dasarnya adalah konsep yang bertumpu pada agility atau kelincahan. Bisnis harus lincah dalam menghadapi segala macam situasi, termasuk situasi saat bisnis sedang sepi.

Ada beberapa perubahan yang bisa dilakukan untuk membentuk agile mindset. Perubahan-perubahan tersebut meliputi frekuensi interaksi dengan konsumen, berbagi tanggung jawab pada hasil dan strategi yang situasional.

2. Identifikasi Tujuan Strategis

Jika bisnis sedang sepi, cobalah untuk mengidentifikasi kembali tujuan yang ingin dicapai. Fokuskan pada tujuan-tujuan strategis yang memberi dampak jangka panjang pada bisnis. Pastikan juga kalau tujuan tersebut memenuhi kriteria SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic and Time-related).

Dalam mengidentifikasi tujuan strategis, target utamanya memang untuk mengembangkan bisnis dalam semua area. Namun, dalam praktiknya, pengembangan seperti ini jelas tidak bisa dilakukan sekaligus. Karena itu, pelaku bisnis juga harus membuat skala prioritas.

3. Buat Perencanaan Taktis

Setelah mengidentifikasi tujuan strategis, buat perencanaan yang lebih detail. Rencana ini berisi tindakan-tindakan yang harus dilakukan setiap departemen dalam organisasi bisnis.

Setiap organ harus dilibatkan. Bahkan jika perlu, masukkan juga suplier sebagai bagian dari rencana tersebut. Jangan lupa juga membuat target pencapaian yang terukur. Komunikasikan hal tersebut dengan departemen terkait.

4. Lakukan Otomatisasi

Manfaatkan teknologi untuk mengotomatisasi beberapa pekerjaan yang terus berulang. Teknologi yang ada saat ini sudah mendukung hal tersebut, seperti kecerdasan buatan atau AI, robot, dan blockchain.

Salah satu contoh penerapan otomatisasi bisnis adalah chat otomatis. Aplikasi chatbots memungkinkan pelaku bisnis untuk membalas pesan dari konsumen secara otomatis.

Teknologi ini memang belum mampu menggantikan peran manusia sepenuhnya. Namun, dengan chatbots, setidaknya konsumen tidak merasa diacuhkan tanpa mendapat kejelasan.

Otomatisasi juga bisa membantu menghemat biaya operasional. Keuntungan ini biasanya lebih terasa pada bisnis padat karya seperti pabrik.

5. Terapkan Manajemen Performa

Setiap tindakan yang diambil harus diukur performanya. Apakah semua yang dilakukan mencapai target? Jika masih jauh dari target, lakukan evaluasi. Cari tahu apa saja yang harus diperbaiki.

Manajemen performa harus dilakukan secara berkelanjutan. Dengan manajemen yang baik, pelaku bisnis bahkan bisa lebih siap dengan perubahan yang kemungkinan akan terjadi nanti.

Efektivitas sebuah strategi pada dasarnya tidak akan bertahan selamanya. Ada masanya strategi tersebut efektif, ada juga masa saat strategi tersebut sudah tidak lagi mampu memenuhi tujuan utama bisnis.

Dalam situasi seperti ini, pelaku bisnis perlu merancang kembali strategi yang harus diterapkan. Dengan memiliki agile mindset, setidaknya organisasi bisnis sudah memiliki landasan yang tepat.

Dalam eksekusinya, mungkin saja ada beberapa hal yang sulit untuk dilakukan. Keterbatasan sumber daya manusia atau sumber daya materi bisa menjadi penyebabnya, misalnya terkait pembuatan desain logo. Jika ini yang terjadi, ada desainer freelance yang bisa disewa jasanya.

Referensi: softwareadvice.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *