Asal Mula Kemunculan Sistem Kerja Freelance di Dunia

sejarah freelance

Bagi orang Indonesia, pekerjaan sebagai freelancer dianggap biasa saja bahkan dipandang sebelah mata. Jika belum menjadi pegawai kantoran apalagi PNS maka belum bisa digolongkan sebagai pekerja.

Padahal di Amerika Serikat, lebih dari 34% penduduknya memilih bidang tersebut karena berbagai macam alasan. Beberapa diantaranya yaitu waktu fleksibel, bidang pekerjaannya sangat luas, tinggal pilih sesuai passion dan hobi, serta gajinya lebih besar ketimbang menjadi karyawan biasa.

Bahkan para freelancer akan dibayar tiap jam dengan nominal berbeda-beda bergantung jenis karya, tingkat kesulitan, level kemampuan, dll.

Bahkan kini masyarakat kita juga mulai ketagihan bekerja di rumah dengan memanfaatkan fasilitas internet ketimbang susah payah bekerja banting tulang di luar sana.

Terlebih lagi jika berhasil mendapatkan klien ataupun bekerjasama dengan pihak asing sehingga pendapatannya dihargai dalam Dollar.

Ketika Freebuddies cairkan dalam Rupiah maka nilainya luar biasa fantastis. Dibalik praktis dan menyenangkannya menjadi pekerja lepas, tahukah Freebuddies mengenai asal mula kemunculan sistem kerja freelancing di dunia?

Freelancer adalah para prajurit perang

Perlu Freebuddies ketahui apabila istilah freelancer tak lahir atau terbentuk begitu saja melainkan ada sejarahnya sendiri.

Menurut para ahli, sekitar pertengahan abad terdapat para prajurit menawarkan diri untuk melayani raja yang mau membayar jasa mereka untuk berperang.

Tentunya hal tersebut sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak karena mampu mendapatkan keinginan masing-masing, meskipun kenyataannya nyawa sang prajurit sedang diperjual belikan.

Karena sudah menjadi suatu kebiasaan maka sistem penawaran jasa tersebut makin berkembang pesat dari satu kerajaan ke lainnya.

Hingga akhirnya muncul suatu sistem terbaru yakni dibuatnya kontrak atau perjanjian kerja antara para prajurit freelancer tersebut dengan raja ataupun pihak yang ingin membayarnya.

Sejarah dan asal usul katanya

Kata freelancer sendiri rupanya sangat menarik untuk diselidiki dan dicari akar sejarahnya. Para ahli budaya, bahasa dan sejarah mengatakan apabila arti dari kata tersebut adalah free atau bebas.

Sementara itu untuk lance berasal dari Bahasa Perancis dengan arti membuang atau melepaskan tekanan dan kesengsaraan. Dengan begitu jika digabungkan maka memiliki arti freedom alias kebebasan.

Jadi pekerja lepas diibaratkan seseorang yang terbebas dari tekanan sehingga mereka dapat mengatur waktu secara fleksibel, leluasa dan sesuai kebutuhannya.

Hal ini sangat disetujui oleh sebagian besar masyarakat, khususnya mereka yang mengalami tekanan kuat berada di kantoran.

Bekerja di bawah perintah bos memang seringkali membuat pikiran stress, fisik cepat lelah dan depresi panjang sehingga mereka beranggapan freelancer jauh lebih bahagia.

Sejarah sistem freelancing dan hubungannya dengan telepon

Ada yang bilang sistem bekerja lepas atau freelancing zaman sekarang berasal dari Amerika. Tepatnya diperkenalkan oleh dua orang bernama Frank Schiff dan Jack Niller yang merupakan ahli telekomunikasi. Dari penggunaan alat komunikasi yaitu telepon inilah Nilles menciptakan ide baru dalam bidang pekerjaan.

Ia mulai mengenalkan sistem kerja lewat rumah tanpa harus mendatangi kantor ataupun absen yaitu melalui telepon. Setelah itu muncul teknologi baru yaitu internet dimana mengubah segalanya menjadi lebih mudah.

Para pekerja yang awalnya memanfaatkan telepon, kini sudah berganti ke fasilitas online dimana mampu menjangkau banyak hal serta jaringannya lebih luas.

Itulah mengenai asal mula kemunculan sistem kerja freelancing di dunia yang perlu juga Freebuddies ketahui. Ada begitu banyak bidang pekerjaan lepas di internet, mulai dari penulisan, jurnalistik, online shop, desainer grafis, blogger, pembuatan template, dan lain sebagainya.

Jika tertarik maka Freebuddies tinggal memilih saja beberapa diantaranya seusuai kemampuan serta keinginan.

banner fastwork id

Sumber:
Truelancer: History of Freelancing – A tale from the Ancient Times.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *