Trend UI/UX Tahun 2019 yang Wajib Diperhatikan

tren ui ux

Saat mengunjungi sebuah website, hal pertama yang pasti diperhatikan oleh pengunjung adalah desain. Hal ini bukan tanpa alasan. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk visual yang mudah tertarik dengan hal-hal yang menarik secara visual.

Jadi jika desain website tersebut terlihat menarik terlebih dilengkapi dengan gambar 3D yang apik, ada cukup banyak alasan untuk tetap bertahan dan menggali konten yang ada dalam website tersebut.

Bagi pelaku usaha dan web developer, memahami selera pengunjung website-nya adalah hal yang mutlak. Mereka tidak bisa hanya sekedar menambahkan gambar-gambar unik ataupun gambar perspektif ke dalam website dan berharap website tersebut akan terlihat menarik begitu saja.

Pengetahuan akan tren juga akan sangat membantu. Setidaknya, di tahun 2019 ini ada beberapa tren penting yang perlu kita cermati.

special40

1. Typography

Desain sebuah website tidak hanya bertumpu pada penggunaan gambar ataupun pemilihan warna yang seimbang. Bagaimanapun juga, website adalah sebuah media untuk menyajikan informasi.

Meski ada infografis yang mampu menyajikan informasi dengan cara yang lebih ringan, di dalamnya tetap saja ada teks. Barisan kata-kata informatif dalam sebuah website perlu disajikan dalam tampilan yang atraktif. Bukan hanya dari segi diksi atau pemilihan kata, pemilihan tipografi juga perlu diperhatikan.

Di sinilah pengetahuan akan tren UI dan UX mempengaruhi daya tarik dari konten teks yang disajikan. Lantas tipografi seperti apa yang tengah menjadi tren di tahun 2019 ini? Ada begitu banyak tipografi yang bisa Anda temukan di internet.

Setiap waktunya selalu saja ada tipografi baru yang diciptakan. Meski demikian, secara umum tipografi dibagi menjadi dua jenis, yakni Serif dan Sans Serif. Setidaknya, dua jenis tipografi inilah yang kerap digunakan dalam menulis konten artikel, termasuk konten website.

Beberapa tipografi yang tengah menjadi tren di tahun 2019 di antaranya adalah Roboto, Open Sans, Lato, Montserrat dan Raleway. Setidaknya, itulah beberapa jenis font yang tengah menjadi tren di Google Fonts.

Jika Anda sedang membuat website, Anda bisa mempertimbangkan font-font tersebut. Akan tetapi selain desain font, ada satu hal lagi yang juga sangat penting. Hal tersebut adalah teks itu sendiri.

Nilai sebuah website tidak hanya dinilai dari tampilannya saja. Konten teks di dalamnya juga penting. Bahkan, pertimbangan pengunjung untuk kembali mengunjungi sebuah website lebih banyak dipengaruhi oleh konten di dalamnya. Untuk itulah penting juga untuk memadukan antara tipografi dengan konten yang bercerita atau storytelling.

2. Animasi

Penggunaan gambar perspektif yang unik jelas akan menarik perhatian pengunjung. Namun saat sebuah website dilengkapi dengan animasi visual, daya tarik website tersebut akan meningkat pesat.

Dibandingkan dengan gambar diam, manusia memang lebih menyukai gambar bergerak. Gambar seperti ini juga terlihat lebih hidup dan mampu menyampaikan banyak hal.

Meski disebut animasi, tetapi yang dimaksud di sini tidak sama dengan animasi yang biasa ditampilkan di layar televisi ataupun situs streaming video. Animasi mikro atau animasi fungsional, itulah jenis animasi yang kerap digunakan dalam website dan masih akan menjadi tren di tahun 2019 ini.

Animasi mikro atau animasi fungsional sendiri merupakan jenis animasi yang dibuat untuk membantu pengguna atau pengunjung website dengan cara menampilkan feedback visual. Misalnya saja saat pengunjung website melakukan klik pada sebuah tombol, maka akan muncul efek animasi tertentu.

Efek animasi seperti ini juga bisa menjadi feedback bahwa interaksi tersebut berhasil dilakukan. Selain animasi mikro, penggunaan animasi ilustrasi juga kerap dijumpai pada website-website modern.

Animasi seperti ini biasanya digunakan untuk memberi gambaran visual terkait dengan konten teks yang dibuat. Penggunaan animasi seperti ini akan membuat konten terlihat lebih hidup. Selain itu, pengunjung juga bisa menangkap informasi yang disajikan dengan lebih mudah.

3. Gradasi dan Warna

Setiap warna memiliki karakter yang berbeda-beda. Misalnya saja seperti warna biru yang identik dengan kreatifitas dan profesionalitas dan warna merah yang identik dengan keberanian. Pemilihan warna dalam sebuah website juga bertumpu pada hal yang sama.

Namun bukan hanya sekedar memilih komposisi warna yang menarik, pemilihan warna dalam sebuah website juga didasari pada fungsionalitasnya. Di tahun 2019 dimana tren desain minimalis masih akan bertahan, penggunaan warna cenderung lebih terbatas. Tidak ada lagi permainan warna yang ekstrem.

Sebaliknya, banyak website yang hanya menggunakan paling banyak 3 warna pada desain antarmuka. Sayangnya, penggunaan warna yang terbatas seperti ini berisiko membuat website terlihat membosankan. Tidak ada banyak variasi dan cenderung monoton.

Namun disisi lain, desain pembatasan warna juga membuat pengunjung bisa lebih fokus pada konten dibandingkan pada desain website. Untuk memberi lebih banyak warna, digunakanlah gradasi. Pemanfaatan gradasi warna sendiri memang sudah dimulai sejak tahun 2018 lalu. Hanya saja, ada beberapa keterbatasan dalam prakteknya.

Di tahun 2019, tren penggunaan gradasi warna dalam UI akan berkembang. Teknologi layar yang lebih canggih memungkinkan reproduksi warna lebih baik dan efek overlapping.

Karena itu, penggunaan warna-warna yang lebih berani dan dipadu dengan efek gradien yang dikombinasikan dengan efek transparan pun dinilai akan semakin populer.

Penggunaan gradien sendiri tidak hanya terbatas pada gambar-gambar dimensional seperti gambar 3D. Di tahun 2019, gradien warna juga akan semakin kerap dijumpai pada ilustrasi, elemen UI dan teks.

4. Grafis 3D

Sebenarnya penggunaan gambar 3D dalam sebuah website memang cukup jarang dijumpai. Ukuran file yang besar menjadi alasan kenapa banyak web developer begitu berhati-hati saat ingin menggunakannya.

Meski demikian, daya tarik gambar dengan efek 3D tidak bisa diabaikan begitu saja. Jika diadopsi dengan cara yang tepat, tampilan website jelas akan terlihat jauh lebih menarik. Dalam pembuatan website, gambar 3D sendiri biasanya lebih sering dijumpai pada ikon-ikon dan logo.

Meski demikian, ada juga beberapa objek gambar yang sengaja dibuat dengan gaya 3D. Misalnya saja seperti gambar desain bangunan pada situs milik kontraktor. Di tahun 2019, pemanfaatan gambar 3D dalam pengembangan website kemungkinan juga masih akan tumbuh.

Teknologi memungkinkan hal tersebut, misalnya seperti teknologi Faux 3D yang dapat membuat objek terlihat 3D namun dengan loading time yang lebih pendek. Jadi meski digunakan sebagai pemanis website, gambar tersebut tidak akan berdampak besar pada penurunan performa.

5. Teknologi AI, AR dan VR

Dibandingkan dengan tren UI dan UX lainnya, Artificial Intelligent (AI), Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) memang memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadi sebuah tren desain di masa depan, tak terkecuali di tahun 2019 ini.

Hanya saja, cara ketiga teknologi tersebut dalam mengubah gaya desain UI dan UX akan sedikit berbeda antara satu dengan yang lain. Penerapan teknologi AI diperkirakan akan semakin luas di tahun 2019. Chatbot dan teknologi pengenalan suara berbasis AI akan membentuk customer experience yang baru.

Selain membawa otomatisasi ke tingkat yang lebih tinggi, AI juga akan menjadi senjata ampuh dalam menganalisis big data yang berdampak pada pemasaran dan penjualan.

Bahkan bukan hal yang mustahil, virtual assistant akan semakin jamak dijumpai dalam pengembangan UI. Masa depan teknologi AR dan VR juga terlihat semakin cerah.

Jika sebelumnya kedua teknologi tersebut lebih sering dijumpai dalam industri game, penerapan AR dan VR diperkirakan akan semakin luas. Keduanya juga berpotensi membawa desain UI dan UX website ke tingkat yang lebih humanis.

Meski demikian, adopsi teknologi AR dan VR mungkin akan sedikit berbeda dengan tren desain yang telah disebutkan sebelumnya. Bahkan bisa dibilang, pemanfaatannya masih terbatas.

Akan tetapi kedua teknologi tersebut berpeluang memberi user experience yang tidak hanya berbeda namun juga lebih sesuai dengan harapan pengguna.

Salah satu contoh penerapan teknologi VR yang mudah dijumpai adalah Google Street View. Layanan buatan Google tersebut memungkinkan penggunanya untuk berkunjung ke banyak tempat dan melihat kondisi di sekitar layaknya sedang berada di sana. Google Street View bahkan telah menyambangi beberapa tempat wisata.

Di sisi lain, pemanfaatan AR dalam UI dan UX mengambil bentuk dan peran yang sedikit berbeda. Salah satu contohnya bisa dijumpai dalam industri desain interior atau furniture.

Saat ini ada aplikasi yang memungkinkan penggunanya untuk mencoba warna cat dan melihat perkiraan hasilnya jika nanti diaplikasikan ke dalam ruangan. Bahkan ada juga beberapa merek jam tangan yang memanfaatkan AR dalam memasarkan produknya.

Tren UI dan UX pada dasarnya akan terus berubah. Ada beberapa tren yang masih akan berlanjut dan ada juga yang digantikan dengan tren yang baru. Untuk tahun 2019 sendiri, beberapa tren UI dan UX seperti gradien, visual dan AI masih akan bertahan.

Sedangkan untuk beberapa tren lainnya, popularitasnya diperkirakan akan menurun. Bagi para pelaku usaha ataupun web developer, Anda masih bisa mengadopsi beberapa tren yang diperkirakan masih diminati di tahun 2019. Meski demikian, pembuatan desain website ataupun aplikasi tetap harus dilandasi pada kebutuhan dan selera pasar.

Pengetahuan akan selera pasar ini akan sangat menentukan desain UI dan UX yang sebaiknya diadopsi. Pengguna adalah kunci utama dalam menentukan desain UI dan UX.

Apa saja yang mereka butuhkan dan apa saja yang mereka inginkan, dua hal tersebut menjadi faktor penting dalam menentukan desain yang bisa diterapkan.

Setidaknya ada 3 hal yang harus selalu menjadi pegangan dalam membuat desain UI dan UX. Ketiganya meliputi kreativitas, inovasi dan orientasi pada pengguna, karena bagaimanapun juga, UI dan UX dibuat untuk memudahkan dan memanjakan penggunanya. Untuk membuat desain UI dan UX seperti ini tentu butuh lebih dari sekedar gambar perspektif yang unik ataupun objek-objek visual lainnya.

Meski demikian, membuat desain UI dan UX yang bagus bisa saja lebih mudah saat Anda menyerahkannya kepada orang yang tepat. Kini ada jasa pembuatan website dan aplikasi yang bisa membantu mewujudkan tujuan Anda.

Pengalaman mereka dalam membuat website dan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna juga menjadi nilai tambah tersendiri. Bahkan jika anggaran yang dimiliki begitu terbatas, masih ada web developer dan app developer lepas berpengalaman yang bisa diajak bekerja sama mengembangkan situs bisnis online yang ciamik.

banner fastwork id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *