Sulit Fokus Sampai Depresi, 5 Tanda Burnout yang Sering Dialami Freelancer

tanda kelelahan kerja

Menjadikan freelancer sebagai kerja sampingan sekilas terdengar menyenangkan, ya. Kamu dapat kerja di mana saja, menyusun kampanye pemasaran tanpa tekanan dari atasan, dapat mengembangkan personal brand, sampai menentukan klien sesuai kapasitas.

Akan tetapi, kobaran gairah tersebut perlahan padam seiring berjalannya waktu. Mengorbankan waktu di akhir pekan tak hanya mengurangi semangat kerja, tetapi juga produktivitas.

Lantas entah mengapa kamu selalu punya alasan buat menghindari tugas sampai melampaui deadline. Jangan-jangan Freebuddies mengalami burnout atau kelelahan kerja secara emosional!

Ya, faktanya kerja freelance juga punya efek samping. Freebuddies dapat mengenali 5 tanda kelelahan kerja yang sering dialami freelancer dan juga penanganannya berikut ini!

1. Sulit berkonsentrasi

Tanda ini umumnya muncul gara-gara stres berkepanjangan yang mana sangat dekat dengan kehidupan pekerja lepas.

Berdasarkan American Psychological Association, stres jangka panjang akan membuat Freebuddies sukar fokus atau memperhatikan pekerjaan secara saksama.

Akibatnya, Freebuddies akan terus mencari excuse yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan pekerjaan.

2. Rasa bersalah berkepanjangan

Tingkat produktivitas yang terus menurun di tengah fastwork jelas akan menimbulkan rasa bersalah. Pasalnya, Freebuddies sadar tidak bisa memenuhi ekspektasi klien atau tenggat yang sudah dijanjikan kepada mereka.

Parahnya, Freebuddies sampai tidak bisa melakukan tugas kecil seperti mengirim email, menelepon klien, atau membalas pesan. Hal ini makin membuat Frebuddies semakin merasa bersalah.

3. Perubahaan mood tak menentu

Selanjutnya, burnout akan menghilangkan semangat buat mencapai sesuatu. Jika dibiarkan, Freebuddies akan mengalami depresi sampai merasa terasingkan. Di waktu lain, gejolak emosi Freebuddies semakin tak menentu sehingga mudah marah.

Jika selama beberapa waktu terakhir Freebuddies menjauhi teman atau kerja online sebagai freelancer, kemungkinan besar Freebuddies mengalami burnout.

4. Selalu ‘melarikan diri’

Beberapa orang melakukan cara-cara yang kurang sehat untuk mengatasi dampak-dampak di atas. Di antaranya makan atau minum berlebihan sampai menggunakan obat-obatan terlarang.

Namun, kendati metode tadi memberikan efek menenangkan sementara, Freebuddies tidak akan merasa tenang dan membuat situasi semakin memburuk.

5. Efek samping dari segi fisik

Dampak jangka panjang dari burnout kerja part time yang terus dibiarkan akan memunculkan gangguan fisik juga, lho. Misalnya masalah pencernaan akibat diet ekstrem; sensasi nyeri di pundak gara-gara kurang tidur; pusing yang dipicu sinusitis.

Seandainya Freebuddies mengalami masalah-masalah ini dan tidak mendapatkan diagnosis penyakit tertentu, bisa dipastikan hal tersebut adalah efek burnout.

Bagaimana cara mengatasi burnout bagi profesi freelancer?

Mengambil rehat dalam waktu tertentu adalah solusi paling tepat yang dapat Freebuddies lakukan. Di sisi lain, Freebuddies juga harus yakin kondisi finansial tak akan terganggu dan bisa mendapatkan klien baru dari situs freelance Indonesia atau tempat lainnya.

Freebuddies juga bisa melakukan hal-hal di bawah ini sebagai langkah alternatif:

  • Mencari dukungan walau bersifat emosional, contohnya berkumpul bersama teman dan keluarga. Hal ini akan meningkatkan level endorfin yang memperbaiki perilaku Freebuddies;
  • Jangan malas bergerak! Olahraga ringan seperti jogging atau di gym selama 30-60 menit per hari akan membuat jiwa dan raga Freebuddies lebih sehat;
  • Atur ulang jadwal kerja dengan waktu istirahat yang tidak berkaitan dengan pekerjaan Freebuddies. Selain itu, jangan terlalu banyak mengambil klien. Pastikan pekerjaan yang mereka berikan dapat diselesaikan selama 8 jam per hari.

Nah, semoga informasi ini membantu Freebuddies keluar dari jurang burnout dan maksimal bekerja sebagai freelancer Indonesia.

banner fastwork id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *